Kebijakan Wahdi-Qomaru Agar Kulitas Pendidikan Metro Terus Meningkat
Kota Metro – Di bidang pendidikan, apa yang perlu dilakukan oleh kepala daerah yang baru dilantik di kota berlabel Kota Pendidikan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masuk kategori tinggi? Dua dari empat komponen IPM sendiri terkait pendidikan, yakni angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah.
Sederhananya, pendidikan di Kota Metro sudah baik. Sarana prasarana memadai. Jenjang pendidikan dari PAUD hingga kampus lengkap. Tenaga pendidik banyak dan kompeten. Diukur secara statistik, muncullah angka IPM yang tinggi. Apa yang perlu dilakukan lagi?
Begitulah gambaran pertanyaan warga Kota Metro, khususnya stakeholder dunia pendidikan, saat Wahdi Siradjuddin dan Qomaru Zaman dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro pada 2021. Di tahun itu, IPM Kota Metro mencapai 77,49. Sudah masuk kategori tinggi.
Wahdi datang menawarkan visi Gemerlang. Generasi Emas Metro Cemerlang. Harapannya bisa dicapai pada 2037 atau tepat 100 tahun Kota Metro. Wahdi pun mendorong semua organisasi perangkat daerah dan stakeholder terkait untuk mewujudkannya.
Covid-19 membuat dua tahun awal kepemimpinannya, 2021-2022, berjalan tidak maksimal. Transfer anggaran dari pusat berkurang drastis sehingga membuat pemerintah daerah harus melakukan banyak penyesuaian. Program pembangunan terhenti atau tertunda jadi hal lumrah di seluruh Indonesia.
Pascapandemi, Pemkot Metro pun mengambil langkah-langkah untuk memulihkan dan menata kembali prioritas pembangunan. Di bidang pendidikan, ada langkah luar biasa yang diambil Wahdi pada program Ayo Sekolah.
“Kenapa luar biasa? Karena bukan hanya mengajak orang untuk sekolah, tetapi ada kebijakan Pak Wahdi terkait anggaran yang memberikan bantuan semacam beasiswa bagi anak-anak berlatar belakang keluarga tidak mampu. Ada SD, SMP, dan tahun ini (2024) pada jenjang PAUD,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Metro, Suwandi, Kamis, 19/9/2024.
“Ini kebijakan beliau, jadi luar biasa karena tidak hanya sekadar mengajak atau ngomong tapi “ayo sekolah, ini kamu support.” Ini kebijakan yang sulit sebenarnya karena menyangkut anggaran tapi alhamdulillah di era Pak Wahdi bisa mewujudkannya,” imbuh Suwandi.
Ia mengatakan, bantuan yang diberikan tentu tidak memenuhi semua kebutuhan siswa, tetapi meringankan lewat Kartu Metro Ceria (KMC). Jumlah siswa penerima bantuan pada 2023 SD: 945 siswa, SMP: 1208 siswa, total: 2.153 siswa. Sementara pada 2024 SD: 360 siswa, SMP: 400 siswa, total: 760 siswa.
“Kenapa tahun ini kita terapkan di jenjang PAUD? Karena untuk meningkatkan persentase APK atau Angka Partisipasi Kasar pada jenjang PAUD. Capaian Metro masih 72 persen, maksudnya anak yang sudah masuk usia PAUD tetapi masih belum disekolahkan oleh orang tuanya. Apakah capaian 72 persen itu masih rendah? Enggak. Rata-rata nasional baru 54 persen. Tapi kita ingin Metro meningkat, apalagi sebagai Kota Pendidikan,” terang Suwandi.
Tahun ini, Dinas Pendidikan Kota Metro sudah melakukan verifikasi peserta sebanyak 1.201 anak di jenjang PAUD. Sama seperti SD dan SMP, mereka tersebar di lima kecamatan, menyertakan syarat administrasi KK, KTP, dan SKTM dari kelurahan, serta surat pernyataan bersedia menerima bantuan sebesar Rp250 ribu per anak. Agar tidak tumpang tindih dengan penerima bantuan lainnya, data anak penerima KMC diambil dari data Pogram Indonesia Pintar (PIP) yang masih antre atau belum dapat bantuan.
“Sosialisasi terus kita lakukan, Pak Wahdi mengambil kebijakan anggaran sesuai dengan cita-citanya Generasi Emas Metro Cemerlang nanti tepat 100 tahun Kota Metro pada 2037. Kalau di pusat ada Indonesia Emas 2045,” kata Suwandi.
“Maka di awal saya bilang luar biasa, sekarang berani beliau memberi bantuan pada jenjang PAUD. Jadi ayo sekolah enggak cuma ngomong doang, ngajak aja gak bantu. Dan insyaallah ini satu-satunya program di Indonesia. Coba cari di mana, daerah mana yang menerapkan?” tutupnya. (ADV)